
Menurut Devy, bahayanya yang dikeluarkan gunung setinggi 3.142 meter dari permukaan laut (mdpl) itu mengandung So2 atau kadar zat asam yang tinggi. Terlebih kata dia, berdasarkan hasil pengukuran gas magmatik So2, terekam hingga mencapai 2-3 ribu ton per hari.
Dengan mempertimbangkan ketebalan gas yang dihasilkan itu sangat tinggi, pihaknya menghimbau kepada warga yang paling terdampak akan abu vulkanik terutama saat hujan turun agar menghindari kontak.
"Imbauan saya ya hindari kontak seminimal mungkin saat hujan. Gunakan payung atau mantel. Hujan unik ini ada mengandung kadar asam tinggi dan bisa membahayakan kulit," ungkapnya di Karangasem, Kamis (30/11).
Dia melanjutkan, hingga saat ini terpantau semburan asap tebal pekat terus berlangsung terus menerus. Termasuk juga tremor sedang terus terjadi. Bahkan dibeberkannya, dari hasil rekaman satelit NASA modis menyebutkan adanya suhu panas yang sangat tinggi di atas permukaan kawah. Hal ini menandakan maghma yang yang cukup dangkal atau sudah mendekati permukaan.
Artinya, dijelaskannya, bahwa gunung ini menunjukkan sudah terjadi pertumbuhan lava yang terus tumbuh di lantai atau dasar kawah.
"NASA Modis merekam thermal 51 - 97 megawatt. Itu terekam dari citra satelit dan terjadi peningkatan yang bertanda jika lava dipermukaan gunung akan keluar," ungkapnya.
Dari catatan selama 6 jam hingg pukul 06.00 WITA Kamis (30/11) kekuatan asap pekat yang muncul di atas puncak kawah mencapai ketinggian 2.000 meter. Untuk rekomendasi ancaman bahaya erupsi masih tetap agar tidak ada aktivitas di radius 8 dan perluasan 10 km dari puncak kawah Gunung Agung.
"Tremor masih menerus (Microtremor) terekam dengan amplitudo 1-2 milimeter. Serta masih teramati sinar api di kawah yang terekam di CCTV Batulompeh," pungkasnya.
Promo Bonus new member 25%,
Bonus next depo 5% - 10%
Bonus cashback 5% - 10%
Proses DEPO dan WD cepat
PIN BBM : D8C9F189
Link Taruhanbetting:
0 komentar:
Posting Komentar