bursa taruhan bola
 agen piala dunia 2018

POKER ONLINEPOKER ONLINEBOLA, POKER ONLINE, DEWA POKERAGEN TOGEL ONLINE TERPERCAYABANDAR POKER ONLINEtogel onlineJUDI TOGEL ONLINEAGEN TOGEL TERPERCAYAmandiri togeltogel onlineonlineonlineBANDAR TOGEL ONLINEBANDAR TOGEL TERPERCAYAtogel onlinebandar togel onlinebandar onlineysbAGEN JUDI CASINO ONLINE INDONESIA TERPERCAYAPOKER ONLINETOGEL, BOLA, CASINODomino Online, Domino Q, Bandar Q, Adu Q, Poker Zynga OnlineBandar pokertogel hkBANDAR ONLINE TERPERCAYABANDAR TOGEL ONLINESITUS TOGEL TERPERCAYAhttp://surya4d.com/?ref=bangbonabandar sakong

Kamis, 07 Desember 2017

Marsekal Hadi Tjahjanto jadi pucuk pimpinan TNI


Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau) Marsekal Hadi menjalani uji kelayakan dan kepatutan sebagai calon Panglima TNI di Komisi I DPR, Rabu (6/12). Marsekal Hadi diminta memaparkan kondisi strategis global visi, misi dan program strategis TNI ke depan.

Mengawali paparannya, Hadi menjelaskan soal konstalasi global kontemporer yang berpotensi mengancam ketahanan dan pertahanan negara. Catatan pertama mengenai tatanan dunia baru. Melemahnya hegemoni negara adidaya karena kekuatan ekonomi baru seperti China, Rusia, India, dan Brasil membentuk tatanan dunia baru yang berpengaruh terhadap keamanan global.

"Selain itu karena kepentingan menjadi keutamaan maka aliansi tersebut dapat dimungkinkan untuk melintas ideologi. Sementara itu kepemimpinan negara baru super power telah mengubah pola komitmen terhadap keamanan global," kata Hadi.

Kondisi ini diperparah dengan adanya aktor-aktor non negara yang membawa kepentingan kelompok dikemas dalam wujud ideologi, agama, suku hingga ekonomi.

"Wujud nyata dari realitas ini adalah munculnya instabilitas di beberapa kawasan yang sedianya berada dalam kendali seperti di Timur tengah Irak dan Suriah. Termasuk ISIS di Filipina. Dan krisis nuklir di Korut," ujarnya.

Potensi ancaman berikutnya yakni terorisme. Menurutnya, semua negara rentan terhadap ancaman teroris. Bahkan, terorisme kerap dijadikan alat untuk menguasai suatu wilayah yang berujung pada perang melibatkan pihak ketiga. Contohnya yang terjadi di Irak dan Suriah.

"Beberapa kasus seperti di Suriah dan Irak terorisme terbukti berujung pada proxy war atau hybrid war," tegasnya.

Lewat perkembangan teknologi komunikasi dan informasi, Hadi menyebut para teroris semakin mudah menyebarkan paham radikal ke semua negara.

"Melalui berbagai medsos dan jaringan media internet lainnya, host dari kelompok teroris telah mampu secara cepat menyebarkan pengaruh. Dan bahkan mengaktifkan sel tidur atau pun simpatisannya di seluruh dunia demi mendukung kepentingannya," ungkapnya.



Promo Bonus new member 25%,
Bonus next depo 5% - 10%
Bonus cashback 5% - 10%
Proses DEPO dan WD cepat

PIN BBM : D8C9F189
Link Taruhanbetting:

0 komentar:

Posting Komentar